Sister Hong, Pria di Tiongkok yang Menyamar Jadi Wanita dan Rekam Ribuan Lelaki dalam Skandal Seksual Terselubung
MedanWow.id,- Sebuah skandal seksual yang melibatkan seorang pria bernama Jiao (38), menghebohkan masyarakat Tiongkok setelah ia terbukti melakukan penipuan dengan menyamar sebagai wanita dan diam-diam merekam hubungan seksual dengan lebih dari seribu pria. Aksi tersebut kemudian digunakan untuk memperoleh keuntungan finansial dengan menjual video kepada anggota grup daring berbayar.
Kasus ini mencuat setelah sejumlah korban melaporkan video pribadi mereka yang tersebar luas di internet. Para korban tidak menyadari bahwa aktivitas seksual mereka dengan “Sister Hong” nama samaran yang digunakan Jiao – ternyata direkam secara tersembunyi di kamar kos tempat pertemuan dilakukan.
Menurut penyelidikan Kepolisian Nanjing, Jiao melakukan penyamaran ekstrem. Ia mengenakan wig, rok panjang, riasan tebal, serta menyamarkan suara agar terdengar lebih feminin. Penampilannya yang keibuan berhasil mengelabui banyak pria yang tertarik melalui aplikasi kencan maupun media sosial.
Jiao kemudian mengundang para pria ke apartemennya dengan tawaran layanan “tanpa bayaran”. Sebagai gantinya, tamu hanya diminta membawa buah, susu, atau hadiah kecil lainnya. Dalam situasi tersebut, Jiao diam-diam merekam setiap aktivitas seksual yang terjadi menggunakan kamera tersembunyi.
Hasil rekaman itu kemudian dibagikan di grup daring eksklusif yang memungut biaya keanggotaan sebesar 150 yuan atau sekitar Rp300 ribu. Dalam grup tersebut, video para korban dapat diakses bebas oleh anggota yang telah membayar.
Dalam pengakuannya kepada penyidik, Jiao mengklaim telah menjebak dan merekam 1.691 pria. Namun, pihak kepolisian menyatakan jumlah tersebut kemungkinan dibesar-besarkan, dan masih dalam proses verifikasi lebih lanjut.
“Beberapa korban menyadari keberadaan mereka dalam video yang beredar dan melaporkan hal tersebut kepada pihak berwenang,” tulis laporan South China Morning Post, Jumat (18/7/2025). Penangkapan terhadap Jiao dilakukan pada 5 Juli 2025 lalu, di wilayah Nanjing.
Kasus ini menimbulkan kehebohan di masyarakat, tidak hanya karena jumlah korban yang besar, tetapi juga karena dampak sosial dan psikologis yang ditimbulkan. Beberapa korban dilaporkan mengalami tekanan mental berat setelah video mereka tersebar luas. Ada yang memutuskan menghilang dari media sosial, mengganti identitas, hingga pindah ke kota lain untuk menghindari aib.
Hingga kini, kepolisian masih mendalami kemungkinan adanya jaringan distribusi konten ilegal yang lebih luas serta menelusuri berapa besar keuntungan yang telah diperoleh pelaku. Proses hukum terhadap Jiao tengah berlangsung dan dipantau ketat oleh publik karena skalanya yang tergolong luar biasa besar dalam sejarah kejahatan digital di Tiongkok. (mw/fan)