Kecelakaan Maut hingga Terbelah Dua, Begini Hasil Uji Tabrak Avanza

Avanza Veloz Terbelah Dua Setelah Kecelakaan Diduga karena Aquaplaning

MedanWow.id – Toyota Avanza Veloz terlibat kecelakaan parah hingga bodi mobil terbelah. Fitur mobil pun jadi sorotan.

Sebuah mobil Avanza Veloz mengalami kecelakaan mengerikan di jalan menuju Bandar Internasional Minangkabau. Dalam video yang beredar di sosial media mobil diduga melaju kencang sampai kehilangan kendali dan menabrak tiang reklame. Brak! mobil terlihat hancur seketika. Bahkan bodinya sampai terbelah dua. Bagian depan dan belakang mobil terpisah. Akibat insiden itu, sopir meninggal dunia dan penumpang mengalami luka berat.

Wujud mobil yang terbelah dua membuat sebagian warganet bertanya soal fitur-fitur yang tersemat di dalam mobil. Untuk diketahui mobil dengan nomor polisi BH 1003 LE itu merupakan Toyota Avanza Veloz 1.5 M/T tahun 2012.

Soal spesifikasi, varian Avanza teratas ini memiliki dimensi panjang 4.140 mm, lebar 1.660 mm, tinggi 1.695 mm, jarak sumbu roda 2.655 mm, dan ground clearance 200 mm. Avanza Veloz ini mengusung sistem kemudi Rack & pinion with Electronic Power Steering (EPS) & Tolt Steering. Suspensi depannya menggunakan MacPherson Strut with Coil Spring dan suspensi belakang 4 link lateral rod with coil spring. Rem depan menggunakan ventilated disc dan rem belakang tromol.

uji tabrak Avanza 2013 ASEAN NCAP

Di balik kapnya, Toyota menyematkan mesin 3SZ-VE berkapasitas 1.495cc pada Veloz. Mesin itu memiliki daya maksimum 104 PS pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 13,9 kgm pada 4.400 rpm.

Avanza model ini juga sudah pernah diuji tabrak pada tahun 2013. Tapi dalam pengujian itu, model yang diuji tabrak merupakan varian 1.3 E M/T dari Indonesia untuk pasar Indonesia. Di laman ASEAN NCAP, Avanza lansiran 2013 itu satu-satunya yang diuji tabrak oleh lembaga pemeringkat tersebut. Dalam uji tabrak yang dilakukan ASEAN NCAP, Avanza mendapatkan bintang empat untuk perlindungan penumpang dewasa. Sementara untuk perlindungan anak skornya 38 persen. Uji tabrak ASEAN NCAP itu dilakukan dari sisi depan. Sementara dari sisi samping atau side impact test tertulis Not Available (NA).

Soal fitur keamanan, terdapat sistem pengereman ABS, dua airbag, seatbelt retractor untuk sopir dan penumpang. Adapun menyoal kecelakaan di Sumatera Barat itu diduga kuat karena sopir mengalami aquaplaning.

Aquaplaning merupakan sebuah fenomena ketika ban mobil kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi. Efeknya, mobil serasa melayang di atas air. Demikian penjelasan Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana. Mobil yang mengalami aquaplaning ini sangat berbahaya dan bisa-bisa sopir kehilangan kendali.

“Nah aquaplaning bahaya karena bisa menghilangkan kontak ban dengan alas jalan. Artinya kalau sudah terjebak aquaplaning maka arah mobil berubah dan tidak terkontrol. Rata-rata mobil berhenti dengan cara melintir atau menabrak benda sekitarnya. Semakin kencang lajunya semakin parah benturannya,” terang Sony.

(mw/ds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *