Hamburkan Ratusan Triliun Buat Metaverse, Zuckerberg Dikritik
Mark Zuckerberg meyakini benar bahwa jagat virtual metaverse akan menjadi masa depan internet. Akan tetapi kritikan masih terus berdatangan, termasuk dari investor Meta sendiri.
Brad Gerstner adalah CEO Altimeter Capital yang memegang 2 juta saham Meta. Dalam surat terbukanya, dia meminta agar Zuck tidak menghambur-hamburkan terlalu banyak uang untuk pengembangan Metaverse dan juga agar dilakukan efisiensi karyawan.
Hal tersebut dipandang sangat penting untuk memulihkan kepercayaan investor yang terus saja menurun. Terlebih lagi, harga saham Meta sudah anjlok 61% di tahun 2022 ini. Zuck juga sudah kena imbasnya di mana dia sudah turun jauh di daftar orang terkaya dunia.
“Meta perlu untuk membangun kembali kepercayaan dengan investor, pegawai dan komunitas teknologi dalam rangka menarik dan mempertahankan orang-orang terbaik. Pendek kata, Meta perlu menjadi fit dan fokus,” tulisnya seperti dikutip detikINET dari CNBC.
Untuk pengembangan metaverse, Meta menghabiskan USD 10 miliar atau sekitar Rp 155 triliun per tahun. Pengeluaran itu dinilai terlalu banyak untuk sebuah teknologi yang belum terbukti dan membingungkan. Jika metaverse baru populer 10 tahun lagi, maka anggaran bisa tembus USD 100 miliar.
“Orang-orang bingung dengan apa maksud metaverse. Jika sebuah perusahaan hanya berinvestasi USD 1 miliar sampai USD 2 miliar ke proyek ini, mungkin bukan masalah,” tulis Brad.
“(Namun) investasi yang diperkirakan mencapai USD 100 miliar ke masa depan yang tidak diketahui adalah mengerikan, bahkan untuk standar Silicon Valley,” kritiknya.
Brad juga menganggap Meta punya terlalu banyak pegawai dan menghabiskan uang terlalu banyak untuk itu. Dia pun menyarankan ada pemangkasan kerja sampai 20% untuk memperbaiki performa Meta.
(mw/ka)