Juara Olimpiade 4 Kali Mengaku Jadi Korban Perdagangan Anak

Juara Olimpiade 4 Kali Mengaku Jadi Korban Perdagangan Anak

Mantan juara Olimpiade, Mo Farah, mengungkapkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Senin (11/7), bahwa ia dibawa ke Inggris secara ilegal atas nama anak lain untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Farah mengatakan kepada BBC dia diberi nama Mohamed Farah oleh seorang wanita yang menerbangkannya ke Inggris dari negara Afrika timur Djibouti berusia sembilan tahun.

Pria berusia 39 tahun, yang ayahnya terbunuh di Somalia ketika dia berusia empat tahun, mengatakan nama aslinya adalah Hussein Abdi Kahin dan mengklaim dia dibuat untuk menjaga anak-anak keluarga lain di Inggris.

“Yang benar adalah saya tidak seperti yang Anda pikirkan. Kebanyakan orang mengenal saya sebagai Mo Farah, tapi itu bukan nama saya atau bukan kenyataan,” kata Farah dilansir dari AFP dan Channel News Asia, Selasa (12/7).

“Kisah sebenarnya adalah saya lahir di Somaliland, utara Somalia, sebagai Hussein Abdi Kahin. Terlepas dari apa yang saya katakan di masa lalu, orang tua saya tidak pernah tinggal di Inggris. Ketika saya berusia empat tahun, ayah saya terbunuh dalam perang saudara, Anda tahu sebagai sebuah keluarga kami terkoyak,” tuturnya.

“Saya dipisahkan dari ibu saya, dan saya dibawa ke Inggris secara ilegal dengan nama anak lain bernama Mohamed Farah,” sambungnya.

Farah, yang menjadi atlet atletik Inggris pertama yang memenangkan empat medali emas Olimpiade, mengatakan anak-anaknya telah memotivasi dia untuk jujur ??tentang masa lalunya.

“Sudah lama saya simpan, sulit karena tidak mau menghadapinya dan sering anak-anak saya bertanya, ‘Ayah, kenapa bisa begini?’ Dan Anda selalu mendapat jawaban untuk semuanya, tetapi Anda belum mendapat jawaban untuk itu. Itulah alasan utama saya menceritakan kisah saya karena saya ingin merasa normal dan tidak merasa seperti sedang berpegangan pada sesuatu,” ucapnya.

Istri Farah, Tania, mengatakan pada tahun menjelang pernikahan mereka di tahun 2010 dia menyadari “ada banyak bagian yang hilang dalam kisahnya” tetapi dia akhirnya “membuatnya lelah dengan pertanyaan” dan dia mengatakan yang sebenarnya.

Selama program televisi, Farah mengatakan dia pikir dia akan pergi ke Eropa untuk tinggal bersama kerabat dan ingat melalui pemeriksaan paspor Inggris dengan kedok Mohamed pada usia sembilan tahun.

“Saya memiliki semua detail kontak untuk kerabat saya dan begitu kami sampai di rumahnya, wanita itu melepaskannya dari saya dan tepat di depan saya merobeknya dan meletakkannya di tempat sampah dan pada saat itu saya tahu saya dalam masalah,” katanya.

Farah akhirnya memberi tahu guru pendidikan jasmaninya Alan Watkinson yang sebenarnya dan pindah untuk tinggal bersama ibu temannya, Kinsi, yang “sangat merawatnya” dan dia akhirnya tinggal selama tujuh tahun.

Watkinson-lah yang mengajukan kewarganegaraan Inggris Farah, yang ia gambarkan sebagai “proses panjang” dan pada 25 Juli 2000, Farah diakui sebagai warga negara Inggris.

Farah, yang menamai putranya Hussein dengan nama aslinya, mengatakan ia sering berpikir tentang Mohamed Farah yang lain, anak laki-laki yang ia tempati di pesawat itu dan sangat berharap dia baik-baik saja.

“Di mana pun dia, saya membawa namanya dan itu bisa menimbulkan masalah bagi saya dan keluarga saya sekarang. Yang penting bagi saya hanya bisa melihat, inilah yang terjadi dan jujur ??saja, kok,” tambahnya.

Sumber : Analisa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *