Mampukah IHSG Balik ke 7.000 di Awal Pekan? Simak Analisisnya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,14% di level 6.954,97 pada perdagangan Jumat (18/3/2022).
Namun dalam sepekan IHSG terapresiasi 0,47%. Asing juga terpantau masih membukukan net buy jumbo. Data perdagangan mencatat inflow dana asing ke pasar saham mencapai Rp 7,22 triliun.
Dari Paman Sam, rilis proyeksi ekonomi AS dan rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sampai ke level 1,9% pada 2022 mulai diterima oleh pasar.
BACA JUGA : Rusia-Ukraina Potensi Berdamai, Harga Emas Dunia Jatuh 0,08%
Pada rapat bulan Maret 2022, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) sehingga Fed Fund Rate target sekarang berada di kisaran 25-50 bps.
Artinya di sisa 6x pertemuan lagi the Fed akan terus meningkatkan suku bunga acuan. Hal ini sesuai dengan ekspektasi pasar sehingga membuat aset-aset berisiko seperti saham rebound.
Pada perdagangan terakhir minggu lalu, pasar saham AS ditutup dengan penguatan yang cukup signifikan. Indeks Dow Jones naik 0,8%. Indeks S&P 500 melesat 1,17% sedangkan Nasdaq Composite terbang 2,05%.
Sementara itu dari perkembangan antara Rusia dan Ukraina, negosiasi gencatan senjata terus berlanjut. Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan jika negosiasi gagal itu berarti perang dunia III pecah.
Lantas bagaimana prospek pergerakan IHSG untuk hari ini? Berikut analisis teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG pekan lalu dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak mendekati level support terdekat di 6.900.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak turun terbatas. Namun RSI masih belum menunjukkan adanya tekanan jual yang berarti.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 dan garis EMA 26 membentuk pola konvergen (menyempit), begitu juga pergerakan bar histogram yang terbatas.
Jika melihat indikator teknikal maka ada peluang IHSG berpeluang terkonsolidasi terlebih dahulu. Indeks kembali berpotensi menguji level psikologis 6.900-7.000 untuk hari ini.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya
Sumber : cnbc indonesia
#medanwow #ihsg #analisis #bei #bej #saham
[…] BACA JUGA : Mampukah IHSG Balik ke 7.000 di Awal Pekan? Simak Analisisnya […]