Negara Tetangga ‘Terpanggang’ Gelombang Panas, Indonesia Aman? Ini Kata BMKG
MedanWow.id – Sejumlah negara tetangga sedang bergulat dengan gelombang panas yang parah. Cuaca ekstrem yang terjadi ini menyebabkan sejumlah sekolah ditutup dan memicu peringatan kesehatan darurat di sejumlah negara.
Salah satu yang terdampak cukup berat adalah Thailand. Menurut data Kementerian Kesehatan Thailand, situasi di Thailand semakin memburuk dengan data kematian akibat heatstroke yang terus meningkat mencapai 30 orang, di 1 Januari hingga 17 April 2024. Pemerintah Kota Bangkok telah mengeluarkan peringatan panas ekstrem karena indeks panas diproyeksikan mencapai di atas 52 derajat Celsius.
Sementara itu di Filipina terjadi gelombang panas dengan suhu yang tercatat mencapai 38,8 derajat Celcius di Manila dengan indeks panas 45 derajat Celcius. Kondisi di Vietnam tidak jauh berbeda dengan serangan panas akibat suhu yang mencapai antara 40,2 sampai 44 derajat Celcius.
Di Indonesia, suhu panas juga teramati di beberapa wilayah. Dalam akun resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum harian di Indonesia periode 2-3 Mei 2024 antara 34 sampai 35,6 derajat Celcius.
BMKG telah memprediksikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode musim kemarau. Fenomena suhu panas di Indonesia disebut terjadi karena posisi semu matahari yang berada dekat sekitar khatulistiwa sehingga menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menuturkan kenaikan suhu panas di Indonesia merupakan fenomena cuaca panas terik, bukan gelombang panas atau heatwave. Syarat yang harus dipenuhi untuk wilayah mengalami gelombang panas adalah suhu rata-rata naik 5 derajat Celsius dan terjadi selama lima hari berturut-turut.
“Fenomena gelombang panas ini umumnya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa, Amerika, dan sebagian wilayah Asia. Secara meteorologis, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah dekat permukaan akibat anomali dinamika atmosfer, sehingga aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, misalnya pada sistem tekanan tinggi skala luas dalam periode cukup lama,” beber Guswanto dalam rilis BMKG dikutip Sabtu (4/5/2024).
BMKG juga telah merilis informasi prediksi awal musim kemarau periode tahun 2024 di Indonesia. Menurut laporan BMKG, sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki awal musim kemarau di bulan Mei hingga Agustus 2024.
“Prediksi musim kemarau 2024 pada 699 ZOM (Zona Musim) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diprediksi mengalami Awal Musim Kemarau 2024 pada bulan Mei hingga Agustus 2024 yaitu sebanyak 445 ZOM (63,66%),” tulis BMKG.
(mw/ds)