Heboh Raksasa Nikel Asing Tumbang Digoyang RI
MedanWow.id – Perusahaan perdagangan komoditas dan pertambangan multinasional, Glencore, mengaku akan menjual sahamnya di Koniambo Nickel SAS (KNS) di Kaledonia Baru karena terus merugi. Bersamaan dengan itu proses produksi di pabrik pengolahan KNS ini akan dihentikan selama enam bulan sembari mencari investor baru.
Prancis telah melakukan negosiasi untuk menyelamatkan industri nikel di Kaledonia Baru. Prancis pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya telah menawarkan dukungan negara kepada KNS sekitar 200 juta euro.
“Bahkan dengan usulan bantuan pemerintah Prancis, biaya operasional yang tinggi dan kondisi pasar nikel yang sangat lemah saat ini membuat operasi KNS tetap tidak menguntungkan,” kata Glencore dalam pernyataan dikutip dari Reuters, Selasa (13/2/2024).
KNS merupakan perusahaan patungan antara Glencore dan Societe Miniere du Sud Pacifique SA (SMSP) yang dikendalikan Kaledonia Baru. Tingginya biaya dan ketegangan politik di negara tersebut, ditambah persaingan yang disebut berasal dari Indonesia menyebabkan tiga pabrik pengolahan di wilayah Prancis berada di ambang kehancuran.
Pejabat setempat menekankan bahwa posisi pemerintah sama, yakni pelaku industri harus berinvestasi di KNS dan pengolah nikel Kaledonia Baru lainnya. Dalam hal ini Prancis tidak menutup kemungkinan adanya investor China.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sendiri buka suara terkait hal tersebut. Dia mengatakan, belum tentu nikel Indonesia menjadi penyebab hal tersebut.
“Tapi kita lihat dulu apa bener kita, belum tentu,” kata Arifin di Gedung Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, Jumat (16/2).
Dia mengatakan, jatuhnya harga nikel dan rontoknya perusahaan-perusahaan tambang banyak faktor. Namun demikian, dia mengimbau kepada pelaku industri untuk melakukan hilirisasi lebih jauh.
“Banyak faktornya dari sini kita memberikan imbauan sama industri supaya melihat tren ini, kalau nggak mereka akan kejeblos. Hilirisasi lebih jauh ya kan,” katanya.
Adapun Glencore pada tahun lalu mengatakan bahwa mereka hanya akan membiayai KNS yang memiliki 49% saham hingga akhir Februari. Pihaknya akan mendanai KNS selama periode enam bulan produksi dihentikan.
Selama produksi dihentikan, pabrik akan tetap dalam perawatan dan pemeliharaan. Tungku pabrik akan tetap panas untuk menjaga kelangsungan lokasi dan semua karyawan KNS lokal akan dipertahankan.
Langkah menghentikan produksi akan memungkinkan Glencore menghindari kerugian terhadap pendapatan inti (EBITDA) hingga US$ 400 juta, dengan kemungkinan penghematan tahunan mulai 2025.
(mw/ds)