Populasi Semakin Anjlok, Pemerintah Jepang Berencana Menaikan Premi Asuransi Sosial

Jepang Krisis Populasi, Ada Sekolah Sampai Tutup Setelah 76 Tahun Berdiri

MedanWow.id – Jepang diterpa penurunan populasi besar-besaran dikarenakan banyak warga memilih untuk tidak memiliki anak. Mengatasi krisis penurunan angka kelahiran tersebut, kini pemerintah Jepang berencana menaikkan premi asuransi sosial untuk membiayai langkah-langkah yang ‘belum pernah terjadi sebelumnya’.

Pasalnya, pemerintah tidak ingin membuat publik marah dengan menaikkan pajak.
Mereka berharap, beberapa kenaikan premi tersebut bisa mengimplementasikan semua item dalam draf paket terkait langkah-langkah mengatasi anjloknya angka kelahiran di Jepang.

“Kami akan mempertimbangkan bagaimana mendanai anggaran untuk kebijakan anak secara stabil dengan cara yang melibatkan seluruh masyarakat, sambil melihat hubungannya dengan program asuransi sosial dan peran pemerintah pusat dan daerah,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida kepada komite audit dalam rapat di DPR, Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga : Donald Trump Menjadi Mantan Presiden AS Pertama yang Menghadapi Tuntutan Pidana

Untuk bisa menaikkan premi asuransi sosial, pemerintah memerlukan dukungan dari dunia usaha yang khawatir bakal terimbas oleh kenaikan tersebut. Mereka juga memerlukan dukungan dari orang-orang yang tidak memiliki anak, maupun yang sudah membesarkan anak.

Pasalnya, kunci bagi pemerintah menggarap konsep tersebut adalah agar semua masyarakat mendukung pengasuhan anak dan konsep tersebut diterima secara luas oleh masyarakat.

Dalam kesempatan sebelumnya, Kishida menyebut pihaknya menempatkan prioritas tertinggi pada upaya mengatasi anjloknya angka kelahiran. Prediksinya, pada 2030 mendatang, jumlah anak muda di Jepang hanya akan ada setengah dari jumlah saat ini.

“Pada tahun 2030-an, populasi muda di Jepang akan menurun dua kali lipat dari angka saat ini. Enam hingga tujuh tahun ke depan akan menjadi kesempatan terakhir untuk membalikkan angka kelahiran yang menurun,” ungkap Kishida.

Mengingat, jumlah bayi yang lahir di Jepang pada 2022 turun ke rekor terendah baru selama tujuh tahun berturut-turut, mencapai di bawah 800.000 kelahiran untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada 1899.

(mw/ds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *