Jelang Nataru, Harga Andaliman di Medan Tembus Rp 250 Ribu
Harga komoditi andaliman di Kota Medan melonjak jelang Natal dan Tahun Baru 2023. Harga bahan baku untuk pembuatan sambal khas Batak biasanya di banderol Rp 100 ribu, kini tembus hingga Rp 250 ribu per kilogram.
Pedagang Pusat Pasar Kota Medan, Sadrak Tamba mengatakan lonjakan ini terjadi akibat pasokan bahan dari petani yang sedikit dibarengi permintaan meningkat jelang Natal 2022.
“Sekarang ini harganya Rp 250 ribu, kalau normal biasanya itu kan Rp 100 ribuan. Nah kalau naiknya ini karena udah dekat hari Natal juga dan permintaan meningkat. Terus juga pasokan udah mulai sulit dari petani makanya harganya naik,” kata Sadrak Jumat (9/12/2022).
Sementara petani andaliman di Toba, Marandus Sirait menuturkan memasuki bulan Desember hingga Januari kebiasaan harga komoditi andaliman meningkat tajam.
“Kalau di tingkat petani sudah seharga Rp 190 ribu-Rp 200 ribuan. Kalau harga normal rata-rata Rp 40 ribu- Rp 60 ribuan. Kalau bulan Desember sampai Januari biasanya kenaikannya itu cukup tinggi,” ujar Marandus.
Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga, di antaranya pasokan buah yang kosong serta cuaca yang ekstrim.
“Karena tidak ada buah di samping bulan 12 banyak peminatnya. Walaupun permintaan tidak meningkat tetap saja tidak mampu kita suplai sampai bulan Januari. Kalau pengaruh musim hujan ada tapi tidak terlalu karena faktornya itu karena buah yang sangat sedikit,” sebut Marandus.
Saat ini, kata Marandus, para petani di sekitar Toba lagi memasuki masa musim bunga. Para petani di daerah Toba hanya mampu memanen buah matang sebanyak 1 kg dibanding biasanya sekitar 10 hingga 15 kg dalam setiap masa panen rutin.
“Bulan 12 ini ada tapi cuma sedikit. Kalau musim raya bisa dapat 15 kg tapi rata-rata petani bisa 10 kg. Tapi karena sekarang tidak ada yang dipanen paling cuma 1 kg saja,” ujar Marandus.
Dia memprediksi, harga kembali stabil ketika memasuki bulan Februari 2023.
“Pas nanti bulan dua, tiga, empat, sudah banjir lagi buahnya di pasaran,” tutur Marandus.
(mw/ka)