Karyawan Twitter Berontak dan Pilih Resign
Membayangkan bekerja dalam jam kerja panjang dan intensitas tinggi, di bawah komando Elon Musk, membuat banyak karyawan Twitter berontak. Bahkan mereka tak ragu untuk langsung resign saja.
Seperti diberitakan, Elon Musk memberi opsi karyawan wajib bekerja keras atau akan langsung dipecat dengan 3 bulan gaji sebagai pesangon. Melalui email, opsi diberikan pada karyawan untuk memilih yang mana, bekerja lembur atau keluar saja.
“Apa pun keputusan yang kalian buat, terima kasih atas upaya kalian untuk membuat Twitter sukses,” tulis Elon Musk dalam email tersebut.
Rupanya, banyak karyawan Twitter tidak senang dengan ultimatum dari orang terkaya di dunia itu. Seperti dikutip detikINET dari Yahoo Finance, dalam chat privat para pegawai Twitter di Signal yang bocor, sekitar 40% dari mereka memilih opsi untuk resign.
Tak hanya itu, dalam polling yang digelar oleh aplikasi Blind dengan peserta karyawan Twitter terverifikasi, 42% dari 180 responden memilih jawaban: Memilih opsi keluar, saya bebas!. Artinya, mereka memutuskan resign.
Hal itu terbukti kemudian dengan terjadinya eksodus massal para pegawai Twitter yang resign. Gelombang karyawan yang resign memaksa Twitter menutup kantor di seluruh dunia, sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
“Hi, kami menutup sementara seluruh bangunan kantor dan seluruh akses akan ditangguhkan. Kantor akan buka kembali pada Senin, 21 November,” demikian pengumuman dari Twitter saat terjadi gelombang resign.
Karyawan Twitter pun semakin berkurang, setelah sebelumnya sekitar 3.700 kena PHK. Belum diketahui bagaimana dampaknya pada operasional Twitter, di mana begitu banyak pegawai keluar dalam waktu yang sangat singkat.
(mw/ka)