Rusia Terus Gempur Area Dekat PLTN, Ukraina Khawatirkan Radiasi
Otoritas Ukraina melaporkan pasukan Rusia terus melancarkan serangan artileri terhadap kota-kota yang ada di seberang sungai dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Laporan serangan berkelanjutan di dekat PLTN itu semakin membuat gelisah warga lokal di tengah kekhawatiran bencana radiasi.
Seperti dilansir Reuters, Senin (29/8/2022), PLTN Zaporizhzhia yang dikuasai pasukan Rusia sejak Maret lalu, namun masih dioperasikan oleh staf Ukraina itu, menjadi salah satu hotspot utama dalam konflik Ukraina-Rusia selama enam bulan terakhir.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dalam pernyataannya pada Minggu (28/8) waktu setempat, menyatakan Moskow tidak mau mengakui adanya risiko kebocoran radioaktif di PLTN Zaporizhia dan memblokir draf perjanjian soal non-proliferasi nuklir karena menyebut soal risiko itu.
Perusahaan nuklir Ukraina, Energoatom, menyatakan pihaknya tidak memiliki informasi baru soal serangan-serangan di dekat PLTN terbesar di kawasan Eropa itu.
Namun Gubernur Zaporizhzhia, Oleksandr Starukh, dalam pernyataan via Telegram pada Minggu (28/8) waktu setempat menyebut pasukan Rusia menyerang gedung-gedung permukiman yang ada di kota utama Zaporizhzhia, yang berjarak dua jam perjalanan dari PLTN itu, dan di kota Orikhiv yang ada di bagian timur.
Pada Sabtu (27/8) waktu setempat, Starukh menuturkan kepada televisi Ukraina bahwa warga setempat telah diajari cara menggunakan yodium jika terjadi kebocoran radiasi.
Militer Ukraina melaporkan adanya gempuran di sembilan kota lainnya yang ada di area seberang Sungai Dnipro yang menjadi lokasi PLTN Zaporizhzhia.
Sementara kantor berita Rusia, RIA, melaporkan otoritas Rusia menembak jatuh sebuah drone Ukraina yang hendak menyerang fasilitas penyimpanan limbah nuklir di PLTN Zaporizhzhia. Reuters tidak bisa memverifikasi laporan-laporan itu.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan terpisah menyebut ada lebih banyak gempuran Ukraina di dekat PLTN Zaporizhzhia dalam 24 jam terakhir. Tudingan itu disampaikan sehari setelah Kiev dan Moskow saling tuding soal serangan di dekat PLTN itu, yang memicu kekhawatiran internasional.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menyebut sembilan serangan artileri dilancarkan Ukraina dalam dua serangan terpisah dan mendarat di kompleks PLTN itu.
“Saat ini, tenaga teknis penuh tengah memantau kondisi teknis pembangkit nuklir dan memastikan operasionalnya. Situasi radiasi di area sekitar pembangkit tenaga nuklir itu tetap normal,” klaim Konashenkov.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Ukraina menyerukan penarikan peralatan dan personel militer dari PLTN Zaporizhzhia untuk memastikan itu tidak menjadi target serangan. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menuduh pasukan Rusia telah mengubah pembangkit nuklir itu menjadi pangkalan militer, menempatkan keseluruhan Eropa dalam bahaya dan tidak ada urusan di sana.
“Militer Rusia harus keluar dari pembangkit listrik itu,” tegasnya.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sedang menunggu izin bagi para pejabatnya untuk mengunjungi PLTN itu, yang menurut organisasi pemantau nuklir PBB itu seharusnya ‘sangat, sangat dekat’.
(mwka)